Siapkan Guru Hadapi Asesmen Kompetensi, IGI Kota Pasuruan Adakan Diklat Modul Berbasis Literasi dan Numerasi


WartaIGIJatim-Kekhawatiran guru pada siswa dalam menghadapi soal-soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) membuat guru perlu mengembangkan keterampilan diri dalam melakukan pembelajaran berbasis AKM. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Hal ini dikemukakan oleh Anis Anisah, M.Pd. ketika diwawancarai usai kegiatan berlangsung, Rabu (31/3/2021). 

"Saya sebagai Ketua IGI membuat pelatihan ini karena saya juga sebagai guru merasakan kekhawatiran di dalam anak-anak nanti mengerjakan soal-soal AKM. Nah, dengan positive thinking saya yakin guru-guru juga merasakan kekhawatiran seperti ini jika anak didik kita mengerjakan soal UN," ucapnya. 

Perempuan yang menjabat sebagai Ketua IGI Kota Pasuruan ini menuturkan kebijakan besar dalam perkembangan pendidikan yaitu adanya merdeka belajar, mewujudkan adanya transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti Asesmen Kompetensi. Sehingga adanya perkembangan tersebut sebagai pendidik diharapkan dapat memacu diri untuk meningkatkan kompetensi dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada. 


"Maka perlu pengembangan diri dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, salah satunya modul berbasis asesmen literasi dan numerasi. Nah, sebelum anak-anak didik kita di bulan September mengikuti AKM, maka guru harus bisa melatih anak-anak untuk menjawab soal-soal yang guru-guru buat. Karena kita tidak akan tahu siapa yang akan mengikuti AKM tersebut. Nah, nama-nama siswa yang akan mengikuti AKM adalah nama-nama yang dipilih melalui Dapodik dari Pusat. Sedangkan kita tidak bisa meminta untuk anak-anak yang pintar saja yang akan mengikuti AKM tersebut," ungkapnya. 

Ia berharap, dari 64 peserta di berbagai daerah yang mengikuti diklat ini dapat memahami konsep AKM, bentuk pelaksanaan AKM, dan menganalisis bentuk-bentuk soal AKM. Dalam kegiatan yang dilakukan secara daring selama lima hari, Rabu-Minggu (24-28/3/2021) ini, Anis Anisah mengajak dua narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Lilik Masruroh, S.Pd. dan Nur Hamidah, S.Pd., M.Pd. 

"Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self instructional yang memuat konsep atau unit dari bahan pembelajaran. Kemandirian dan pengalaman siswa terlibat secara aktif lebih diutamakan dalam memanfaatkan modul," jelas Lilik Masruroh. 

Sebagai pemerhati pendidikan, ia menegaskan poin penting dalam penyusunan modul, diantaranya gunakan bahasa percakapan, bersahabat, dan komunikatif, buat bahasa lisan dalam bentuk tulisan. dan gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi. Selain itu, pemilihan kalimat sederhana dan pendek juga penting diperhatikan. Hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis. Hindari kalimat pasif dan negatif ganda atau ambigu, gunakan pertanyaan retorik, serta sesekali dapat digunakan kalimat humor, santai, dan nge-trend. Bahasa ilustrasi untuk informasi yang abstrak juga penting. 

"AKM adalah kebijakan baru dalam dunia pendidikan yang harus dipahami oleh semua unsur pendidikan terutama guru. Jadi, pelatihan ini sangat penting bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran. Diharapkan ada pengembangan materi, modul, sampai evaluasi berbasis pada AKM," papar Nur Hamidah saat dihubungi via WhatsApp. 

Perempuan yang juga seorang penulis buku, artikel, dan jurnal ilmiah ini berharap peserta dapat membuat desain materi dan modul yang berbasis AKM literasi membaca dan numerasi. Ia mengajak peserta mengenal modul pembelajaran, AKM berbasis literasi membaca dan numerasi, desain pembuatan modul berbasis AKM literasi dan numerasi, serta penyusunan modul berbasis literasi membaca dan numerasi. 

Selamat berproses, IGI Kota Pasuruan! (ria eka lestari)



 

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post