IGI KOMUNITAS UNTUK BERBAGI


OLEH : SUDARWOTO
Pengurus IGI Gresik
Pada November 2008 saya diajak mas Mohammad Ihsan (Sekjend IGI) mengikuti seminar dengan tema “Menuju Kebangkitan Guru Indonesia” dengan narasumber bapak Dr. Baedhowi (Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional) dan Dr. Indradjati Sidi (mantan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah / ketua dewan pembina Klub Guru) di kantor TELKOM Ketintang Surabaya. Seminar ini ternyata diselenggarakan oleh “Klub Guru” yang sekarang berubah nama menjadi IGI (Ikatan Guru Indonesia), begitu berkenalan dengan Klub Guru saya langsung tertarik ikut bergabung dengan organisasi baru ini, apalagi saya melihat paparan program dari mas Ihsan yang sangat memukau. Kehadiran Klub Guru saat itu ibarat OASE di gurun, karena selama ini profesi guru sering dipandang sebagai profesi pilihan terakhir, sering dimarjinalkan dan dijadikan komoditas politik, sementara organisasi profesi yang ada belum mampu menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi para guru, ketika guru menghadapi masalah, seolah-olah tidak ada yang membela, sehingga guru harus berjuang sendiri-sendiri. Klub Guru (sekarang IGI) menjadi harapan saya dan mungkin banyak rekan guru yang lain,agar bisa memperjuangkan aspirasi para guru, sehingga profesi guru menjadi profesi yang terhormat, profesional dan sejahtera.
Nama Klub Guru saat itu menjadi nama yang asing, apalagi kalau saya menyampaikan kepada rekan-rekan seprofesi, bahkan ada yang berceloteh nama organisasi profesi guru kok seperti merk air mineral. Alhamdulillah akhirnya pada tanggal26 November 2009.nama Klub Guru berubah menjadi Ikatan Guru Indonesia (IGI) berdasarkan SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06.Tahun 2009. Hal ini seolah menjadi angin  segar bagi pengurus dan anggota IGI, sehingga tidak ragu-ragu lagi dalam berkiprah dan sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Dengan motto “Sharing and Growing Together”, membuat saya lebih tertarik masuk IGI, saya berharap komunitas ini merupakan wadah yang tepat bagi siapa saja terutama para guru untuk berbagi dan mengembangkan kompetensinya, sehingga benar-benar menjadi guru yang profesionalyang selalu dirindukan oleh para siswanya.
Awal masuk IGI saya sering terlibat dalam kepanitiaan seminar dan workshop yang diselenggarakan oleh IGI, setiap seminar dan workshop pesertanya selalu membludak, maklum saat itu para guru masih membutuhkan banyak sertifikat untuk kelengkapan portofolio sertifikasi guru. Saya juga pernah diminta memberikan training kepada para guru tentang pemanfaatan internet untuk pembelajaran, hasil kerjasama antara IGI dengan Telkom, program SAGUSALA (satu guru satu laptop) kerjasama antara IGI dengan Intel, gerakan sejuta  sepeda untuk sekolah, gerakan internet sehatdan masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang diselenggaran oleh IGI yang selalu saya ikuti.
Saya sangat terkesan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksankan oleh IGI disamping dapat ilmu baru, berbagi ilmu dengan rekan-rekan guru dari berbagai jenjang sekolah dan daerah lain, juga selalu melibatkan pihak sponsor, sehingga dari segi biaya tidak terlalu membebani para guru.



Foto Launching Gerakan Sejuta Sepeda Untuk Sekolah di Surabaya ( foto kenangan semasa Klub Guru)


Kepedulian IGI terhadap peningkatan kompetensi dan profesionalisme para guru sangat besar, hal ini sangat saya rasakan terutama dengan seringnya diadakan seminar, workshop, training, diklat dan yang luar biasa pada tanggal 6 – 9 Oktober 2016 mengadakan TOT literasi produktif berbasis IT di LPMP Jatim. Hal ini menunjukkan IGI semakin peduli terhadap peningkatan kompetensi guruNamun demikian IGI juga harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi dan nasib para guru, misalnya kesejahteraan, terutama rekan-rekan guru swasta yang gajinya masih banyak yang di bawah UMR, advokasi bagi para guru yang menghadapi masalah-masalah hukum dan masih banyak lagi bidang yang harus ditangani oleh IGI. Dengan semangat kebersamaan dan profesionalisme,  secara bersana-sama kita memajukan IGI, sehingga betul-betul menjadi organisasi profesi yang dapat menyuarakan dan mengayomi aspirasi para guru.
Berbahagialah menjadi guru. mempunyai orang tua guru, pasangan hidup kita guru, orang tua yang anaknya jadi guru, orang yang teman-temannya guru, mereka memang beruntung dan berbahagia. Siapa yang membekali murid untuk bekal hidup mereka di masa depan? Jawabnya adalah guru. Berapa banyak murid-murid yang telah dididik dan sukses? Jika ukurannya adalah kebermanfaatan untuk sesama,maka guru adalah manusia paling beruntung dan mulia.
Memang banyak organisasi profesi guru, tetapi sayalebih memilih IGI sebagai organisasi profesi, karena dalam wadah IGI peluang untuk berbagi, mengembangkan kompetensi serta menginspirasi banyak orang, agar kualitas diri kita sebagai guru lebih baik, lebih profesional dan lebih sukses terbuka lebar.
Menjadi guru, untuk apa? Saya berharap para guru  menjawab, ‘Untuk Investasi  Dunia dan Akhirat’. Siapakah mereka yang paham arti ‘Investasi untuk Dunia dan Akhirat’? Semoga saya, Anda, serta mereka yang saat ini menjadi guru dan memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan senantiasa ikhlas dan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencerdaskan kehidupan bangsaseperti yang telah diamanahkan di dalam konstitusi kita.
Dengan dukungan Dirjen GTK Kemendikbud, P.T. Samsung Electronics Indonesia, Garuda Indonesia, LPMP Jatim dan semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam kegiatan IGI, saya percaya IGI dimasa yang  akan datang semakin bersinar dan menjadi rujukan para guru yang ingin meningkatkan dan mengembangkan profesinya.
Sumber : http://www.igi.or.id/igi-komunitas-untuk-berbagi.html 
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post