Laporan Kegiatan (Reportase)
Judul Acara: Webinar Praktik Baik Implementasi Pembelajaran Mendalam Asik Bersama Pandesigana (Pembelajaran Mendalam melalui Literasi Tanggap Bencana)
Penyelenggara: Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Jawa Timur
Pembicara Utama: Heri Teguh Wiyono, S.Pd., M.Pd. (Juara Apresiasi GTK Jatim 2025, Guru SMPN 2 Karanganyar, Ngawi)
Keynote Speaker: Dr. Hibatun Wafirah, S.Pd., M.Si., M.Pd. (Sekjen IGI Pusat)
Moderator: Roro Martiningsih
MC: Redi Yuniarto
Peserta:
ENENG FITRIANI PUSPITOWATI, S.PD.SI - SMKN 1 BANTUL
MUNJILAH,S.PD - SDN BABAT JERAWAT II/498
ENDAH WIJAYANTI, S. PD. M. MPD - TK ABA WONOKROMO GONDANG
TULUNGAGUNG
HASAN ISMAIL - SMK NEGERI 1 MOJOKERTO
SAMSIAH, M.PD - UNIVERSITAS WAHIDIYAH
WIZNIL CHARIL - -
LISA ARYANI - TK
WAHIDIYAH KOTA KEDIRI
ABDUL KHAMID, S.AG., M.PD.I - SMKN 5 JEMBER
RUMIATIN, S.PD - TK ABA KEBOIRENG
SEPTIAN EKO SASMITO, S.PD. - SD NEGERI WIYU
ADHAN SURYA KOMARIA NINGRUM, S.PD - UPT SD NEGERI WALERAN 1
AGUS WACHID - SD NEGERI WONOREJO 1
ZULAIKAH - TK KUSUMA MULYA NGADILUWIH
RIESCA WACHYUPPY G, S.PD.I, M.PD - KEMENTERIAN AGAMA KOTA
JAKARTA SELATAN
ABDUL KHAMID, S.AG.,M.PD.I - SMKN 5 JEMBER
NURUS SYAMSIYATI, M.PD - SDIT AL BAKHTIAR
Gambaran Umum Acara:
Webinar ini membahas praktik baik pembelajaran (Best Practice) yang mengintegrasikan konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dengan literasi kebencanaan. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars IGI, dilanjutkan dengan sambutan yang mewakili Ketua IGI Jatim dan Keynote Speech oleh Ibu Wafi selaku Sekjen IGI Pusat. Beliau menekankan pentingnya pembelajaran yang "memuliakan" siswa (nguwongke) dan menciptakan suasana belajar yang nyaman serta bermakna [
Sesi inti diisi oleh Pak Heri Teguh Wiyono yang memaparkan inovasinya bernama "Pandesigana". Suasana webinar berlangsung interaktif dengan antusiasme peserta yang tinggi, terlihat dari sesi tanya jawab yang kritis mengenai data keberhasilan siswa dan tantangan pendidikan di situasi darurat bencana.
Ringkasan Materi: Pandesigana
1. Definisi Pandesigana
Pandesigana adalah akronim dari Pembelajaran Mendalam Melalui Literasi Tanggap Bencana [
Kondisi Geografis: Indonesia (khususnya Ngawi dan Jawa Timur) rawan bencana seperti kebakaran hutan, angin puting beliung, dan gempa bumi (Ring of Fire).
Krisis Pembelajaran: Fenomena Schooling without Learning (bersekolah tapi tidak belajar) dan pembelajaran yang terlalu textbook.
2. Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Materi menekankan tiga pilar utama Pembelajaran Mendalam, yaitu:
Mindful (Berkesadaran): Fokus pada keberadaan siswa secara utuh.
Meaningful (Bermakna): Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan nyata.
Joyful (Menyenangkan): Menciptakan antusiasme dan "Aha moment", bukan sekadar tertawa [
]. Tujuannya adalah menyeimbangkan 4 Olah: Olah Pikir (Intelektual), Olah Hati (Etika), Olah Rasa (Estetika), dan Olah Raga (Kinestetik).43:23
3. Implementasi Praktik Baik di SMPN 2 Karanganyar Pak Heri menerapkan pembelajaran ini dalam mata pelajaran IPA dengan memanfaatkan minimnya sarana laboratorium dan kedekatan lokasi sekolah dengan hutan rawan kebakaran.
Tahap Persiapan:
Membuat media sederhana seperti QR Code untuk simbol bahan berbahaya.
Mengembangkan aplikasi sederhana "Pandesigana" untuk simulasi evakuasi digital.
Langkah Pembelajaran (3 Pertemuan):
Memahami (Guardian of the Lab): Siswa bermain peran sebagai penjaga laboratorium. Misinya meliputi identifikasi simbol bahaya, pemilihan Alat Pelindung Diri (APD), dan simulasi evakuasi kebakaran [
].01:04:14 Mengaplikasi (Observasi Lapangan): Siswa diajak bermitra dengan KPH Perhutani untuk melihat langsung bekas kebakaran hutan dan mempelajari alat pemadam manual (kepyok api) yang berbeda dengan mobil damkar di kota.
Merefleksi: Siswa membuat laporan dan refleksi.
4. Hasil dan Dampak
Keterlibatan Siswa: 92,7% siswa menyatakan tertarik dengan metode ini [
].01:06:18 Aha Moment: Siswa menemukan fakta baru bahwa memadamkan api di hutan tidak bisa menggunakan mobil damkar besar karena akses, melainkan menggunakan teknik sekat bakar dan alat manual [
].01:17:55 Penguatan Karakter: Munculnya dimensi profil pelajar seperti Bernalar Kritis (menganalisis tanda bahaya), Gotong Royong (simulasi evakuasi), dan Iman Taqwa (bersyukur atas keselamatan).
5. Tantangan dan Solusi Pendidikan Kebencanaan
Dalam sesi diskusi [
Kesimpulan (Closing Statement):
Tanggap bencana bukan berarti takut, melainkan siap untuk masa depan. Pendidikan kebencanaan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum agar siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga selamat dan tangguh menghadapi risiko lingkungan sekitarnya [
