Kakemenag (dua dari kiri) hadir dalam Pembukaan PPKG Zona 3 (Tim Zona 3/IGIJatim)
IGIJatim-Apa yang didapat dalam pelatihan ini semoga dapat diimplementasikan di dunia pendidikan yang bisa menimbulkan gerakan-gerakan perubahan mindset. Apa yang dilakukan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Jawa Timur ini merupakan bentuk konkret dari action atau kerja nyata yang dilakukan guru-guru, bagaimana memberikan kontribusi menyiapkan generasi muda di masa yang akan datang karena tidak selamanya akan menjadi guru. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember, H. Muhammad, Sabtu (29/1/2022).
"Bagaimana njenengan selaku dewan guru memberi catatan sejarah, menyiapkan kader-kader pemimpin di masa yang akan datang. Orientasinya semata-mata hanya ibadah. Kalau sudah niat ibadah, langkah panjenengan, energi panjenengan insyaallah dicatat sebagai tambahan amal ibadah. Kalau niatnya ingin kaya dengan menjadi guru, ya tidak bisa menyiapkan generasi yang berkarakter positif. Jadai harus ditata dulu niat awalnya, agar langkah selanjutnya ikhlas dan diridai Allah," ungkapnya.
Dalam kegiatan yang digelar di Phoenix Ballrrom Hotel Luminor Jember itu, ia menitipkan pesan bahwa sekarang ini instruksi dari Presiden, Menteri Agama, Kemendikbudristek, agar bersama-sama menguatkan moderasi beragama. Hal ini dikarenakan begitu luar biasanya anak muda uatamanya anak-anak SMA yang belum paham benar tentang agama. Ia mengajak seluruh peserta Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru (PPKG) Zona 3 untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan tidak merusak karakter sesuai pesan Anies Baswedan di era abad 21.
Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars IGI (Tim Zona 3/IGIJatim)
"Iman, takwa, dan akhlakul karimah akan tidak ada artinya ketika cerdas tetapi akhlaknya rusak. Ayo kita bersama-sama mengingatkan, jangan hanya mengandalkan guru agama yang ada di sekolah. Kita support, kita dukung penguatan karakter anak-anak kita. Kita yang lahir tahun 60-an, 65-an ini termasuk guru kolonial yang kita dianggap pendatang di dunia anak-anak sekarang. Namun, dengan kegigihan, ketangguhan, dan komitmen bersama, tidak masalah," tegasnya.
Selain itu, Kakemenag juga mengingatkan bahwa Allah menurunkan virus Corona ini tidak serta merta, ada rahasia Allah di baliknya. Kalau tidak ada virus ini, entah berapa tahun dibutuhkan waktu untuk menyosialisasikan pembelajaran berbasis IT. Sekarang semua sudah berbasis IT karena tantangan pembelajaran melalui virtual dalam jaringan (daring). Bentuk kasih sayang Allah salah satunya adalah memberikan musibah bukan tanpa pesan, ada rahasia Allah.
"Guru yang gaptek akan tertinggal dari anak didiknya. Maka, apa yang diajarkan bisa jadi akan diremehkan. Jangan ada lagi kata-kata bahwa kalau ada anak yang rusak, itu urusan guru agama. Tidak. Semua ikut andil dalam penguatan karakter anak. Saya yakin para guru kita sekarang ini sudah luar biasa dan bisa memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu para guru yang masuk di dalamnya inilah yang menjadi penggerak, menjadi inspirasi untuk para siswa dan guru lainnya," jelas Muhammad--sapaannya--.
Suyono (kiri) menyampaikan aarahannya (Tim Zona 3/IGIJatim)
Ikut membersamai acara pembukaan, Suyono, Dewan Pembina IGI Jawa Timur, memberikan apresiasi yangs etinggi-tingginya kepada Kepala Kemenag Kabupaten Jember yang telah hadir. Ia menyampaikan permohonan maaf Ketua IGI Wilayah Jatim, Sukari, yang masih berada di Tuban dalam rangka Pelantikan Pengurus Daerah IGi Kabupaten Tuban sehingga baru bsia hadir di Jember pada malam nanti. Ia mengaku bersyukur bisa hadir dalam pembukaan karena bisa bertemu dengan wajah-wajah guru mulia karena karya dan disambut dengan tepuk tangan para peserta pelatihan.
"Yang disebut guru mulia karena karya iitu adalah guru-guru yang selalu semangat meningkatkan kompetensi. Saya yakin Bapak Ibu di sini adalah para pelaku pendidikan yang sebenarnya sudah mulai menerapkan konsep Merdeka Belajar. IGI sudah melangkah lebih dulu menerapkan konsep ini. Diawali dari tahapan mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, refleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual, elaborassi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Dan aksi nyata inilah muncul inovasi-inovasi pembelajaran yang Bapak Ibu kembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya. Maka tidak salah guru mulia karena karya," ungkapnya.
Laki-laki yang suka menggunakan jargon Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019 ini meyakini bahwa di manapun guru bertugas, pasti punya integritas hingga menyempatkan jauh-jauh ke Jember untuk meningkatkan kompetensi. Sebagai Pengawas, ia merasa tidak cukup duduk manis di depan meja, tetapi harus belajar bersama para guru hebat. Ia juga meyakinkan para peserta bahwa tempat menempa peningkatan kompetensi diri sebagai guru maka tempatnya, ruangnya, adalah di Ikatan Guru Indonesia.
Sementara itu, Ketua Panitia PPKG, Febry Suprapto, melaporkan ada tujuh Kabupaten/Kota sasaran di zona 3 dengan total 68 peserta yang meliputi 9 orang dari Kabupaten Banyuwangi, 10 orang dari Kabupaten Bondowoso, 14 orang dari Kabupaten Jember, 9 orang dari Kabupaten Lumajang, 9 orang dari Kabupaten Probolinggo, 8 orang dari Kabupaten Situbondo, dan 9 orang dari Kota Probolinggo.
Sedangkan berdasarkan jenjang, terbagi menjadi 1 orang dari TK, 8 orang SD, 1 orang MI, 18 orang SMP, 1 orang MTs, 17 orang SMA, 19 orang SMK, 1 orang MA, 1 orang LKP, dan 1 orang dari Kankemenag. Ia juga menjelaskan bahwa PPKG Zona 3 adalah rangkaian terakhir dari kegiatan PPKG yang dilaksanakan setiap akhir pekan di bulan Januari 2022. Wakil Ketua I IGI Jatim ini juga menegaskan bahwa PPKG ini seluruh dananya dimbilkan dari dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sinergi tanpa batas! (ria eka lestari)
saya ikut acara ini di jember, terimakasih IGI Jawa Timur
ReplyDelete