Hadiri Pembukaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru, Kabid Pembinaan GTK Jatim Sampaikan Tiga Kata Kunci Mars IGI

 

Ketua Wilayah IGI Jatim bersama Kabid Pembinaan GTK Jatim. (Tim Zona 1/IGIJatim)

IGIJatim-Rasa bangga dan bersyukur berada di antara Bapak/Ibu pendidik yang luar biasa disampaikan oleh Suhartatik, Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dalam Pembukaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru (PPKG), Sabtu (8/1/2022). Disambut tepuk tangan para peserta pelatihan, ia mengungkapkan perasannya berada di tengah-tengah orang pemikir. Dengan jujur, katanya, ia tertarik pada Mars IGI. 

"Jadi ada tiga kata kunci bahwa panjenengan semua punya tugas mencerdaskan anak bangsa. Yang kedua, sebagai guru sejati. Yang ketiga sebagai pelopor perubahan. Tiga kata kunci ini yang menjadi amanah panjenengan bagaimana IGI benar-benar profesional, bagaimana IGI mengubah mindset guru yang biasa menjadi luar biasa," ungkapnya di hadapan 101 peserta PPKG Zona 1 di Hotel Arcadia by Horison Surabaya. 

Sebagai Keynote Speaker, ia mengajak IGI untuk menjadi guru sejati. Menurutnya, guru sejati itu guru yang dirindukan oleh peserta didik, yang dirindukan ketika tidak masuk, merasa diimpikan dan dibutuhkan ketika datang ke sekolah. Jadi tanda-tanda atau ciri khas guru sejati itu hatinya digunakan ketika dia masuk kelas. Guru sejati itu ketika dia tidak mengajar dengan baik maka dia merasa galau. Guru yang selalu bertanya pada diri sendiri mengapa saya tidak menggunakan alat peraga, mengapa saya tidak membuat perangkat pembelajaran, dan sebagainya. 

Suasana menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Tim Zona 1/IGIJatim)

"Saya mendengar Mars IGI, bulu kuduk saya berdiri semua. Kalimat dan tatanan katanya itu mengandung makna yang kalau panjenengan tidak mengaplikasikan makna Mars IGI maka panjenengan bukan anggota IGI yang sebenarnya. Jadi tidak ada alasan anggota dan Pengurus IGI itu jadi guru yang biasa-biasa saja. Mars IGI-nya saja luar biasa kok. Yang Kepala Sekolah harus berpikir bagaimana bisa panjenengan menjadi penggerak dan pelopor untuk guru-guru minimal di lembaga masing-masing. Kalau guru hebat, maka pendidikan menjadi kuat," tegasnya disambut tepuk tangan peserta. 

Di tengah pidatonya, perempuan yang pernah menjadi guru dan Kepala Taman Kanak-Kanak itu menyempatkan membacakan sebuah pantun. 

Membeli pasta gigi di toko khotim
pasta gigi diletakkan di atas kompor
Pak Sukari Ketua IGI Jatim
Membawa IGI menjadi pelopor

Spontan, riuh tawa dan tepuk tangan peserta kembali menghidupkan area pembukaan. Ia melanjutkan, guru sejati itu yang penuh spontanitas, mampu menangkap momen-momen unik dan menarik. Kalau tidak punya jiwa spontanitas, maka wawasan pun akan terbatas yang itu-itu saja. Kalau gurunya hebat, prestasinya makin banyak, maka akan melesat pendidikan ini. Jawa Timur kan menjadi baik, Jawa Timur akan menjadi berkualitas, Jatim Cerdas akan terwujud dengan mudah. 

"Bapak/Ibu, yakin adalah kunci guru sejati. Dengan keyakinan, seluruh alam semesta akan bahu-membahu untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Kita harus yakin itu. Buktinya sekarang ini, karena keyakinan Ketua Panitia dan Ketua IGI-nya, maka bisa mendapatkan dana. Kalau panjenengan seorang guru memiliki keinginan yang sangat kuat, yakini setiap masalah pasti ada solusinya. Hatinya digunakan untuk mengajar, hatinya digunakan untuk mengelola, hatinya digunakan untuk membina lembaga pendidikan," ujarnya. 

Suasana menyanyikan Mars IGI. (Tim Zona 1/IGIJatim)

Baginya, keyakinan itu harus diusahakan. Kalau ada yang tidak percaya, ia sudah membuktikannya dan mengalaminya bahwa keyakinan yang kuat itu memiliki sebuah cita-cita. Maka mengutip kata Bung Karno, gantungkan cita-citamu setinggi langit, jika terjatuh, maka engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Kalau guru tidak punya mimpi, pakai rumus pokoknya datang ke sekolah, tidak memiliki tujuan, tidak memiliki arah, maka mau diapakan nanti generasi bangsa. 

"Bagi saya, menjadi guru itu harus punya cita-cita. Kalau pokoke, ya tidak bisa. Nanti hasilnya juga pokoke!" jelasnya disambut tawa peserta. "adakah di ruangan ini yang tidak punya mimpi? Kalau hari ini panjenengan tidak punya mimpi, mau diapakan anak-anak? Mau diapakan lembaga pendidikan? Panjenengan harus segera bangun, segera lari, buka wawasan selebar-lebarnya karena dengan wawasan itulah seorang guru akan mempunyai cita-cita," lanjutnya. 

"Terakhir, saya ingin melihat IGI menjadi pelopor perubahan di daerah-daerah. Bangkitlah IGI, majulah IGI, jadilah pelopor perubahan," pesannya. 

Selamat berproses! (ria eka lestari)





4 Comments

  1. Luar biasa 👍🏻👍🏻👍🏻

    ReplyDelete
  2. Luar biasa joss gandos memang, pemudi IGI yang sangat Hebat, cerdas dan tangguh penuh semangat, motivator yang bagus, semoga selalu sehat👍👍👍💪💪💪

    ReplyDelete
Post a Comment
Previous Post Next Post